Wednesday 18 November 2009

Redakan Amarah Kekasihmu


Suatu hari terjadi keributan rumah tangga suami istri yang saya kenal dekat. Begitu saya mendengar suara sang istri menggelegar keluar hingga saya yang ada di kamar saya pada lantai dua terdengar. Seketika mereka berdua mengadu kepada saya keluhan mereka kesalahan pasangan pada saya seketika saya tiba di hadapan mereka. Sang istri mengadu kepada saya bahwa sang suami marah hanya ketika sang istri tidak sengaja membuang sambal sang suami yang kemarin malam sang istri buat. Namun belum selesai ia menjelaskan sampai tuntas sekarang giliran sang suami mengadu kepada saya bahwa ia tidak marah namun istrinya hanyalah salah memahami ketika barang yang ia lettekan di meja jatuh terdengar keras secara tidak sengaja, yang menurut sang istri tanda sang suami marah. Belum sampai saya berkomentar sang istripun berteriak teriak lagi menyangkal penjelasan sang suami. Sang suami pun marah karena tidak merasa dihargai oleh istrinya sendiri. Weleh2 jadi bingung

Ketika mereka berdua mengadukan perasaanya pada saya, jujur saya bertanaya pada diri saya sendiri: apakah saya ini pantas untuk dimintai pendapat? (wah seperti dokter cinta saja)

Ketika itu saya menyarankan sang suami untuk diam sesaat dengan tidak menanggapi ocehan sang istri dengan membisikkannya “Sudah, jangan ditanggapi dulu” ketika sang istri masuk kedapur “lebih baik diam” tambah saya pelan. Sang suami setuju menuruti saran dan amarah mereka pun reda namun tidak menutup kemungkinan mereka bertengkar lagi. Anyway that’s only a matter of patience from the both